ANALISIS GEOSPASIAL DAMPAK PERKEMBANGAN KEGIATAN PARIWISATA TERHADAP PERMUKIMAN KUMUH WILAYAH SARBAGITA, BALI
Abstract
ANALISIS GEOSPASIAL DAMPAK PERKEMBANGAN KEGIATAN PARIWISATA TERHADAP PERMUKIMAN KUMUH WILAYAH SARBAGITA, BALI
Abstrak
Peningkatan kegiatan ekonomi di wilayah Sarbagita yang terutama didorong oleh kegiatan pariwisata berpeluang menjadi sarana untuk meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat. Masyarakat diharapkan memperoleh kehidupan yang layak di masa mendatang, yang salah satunya terwujudkan dengan relatif baiknya permukiman mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan asosiatif antara perkembangan kegiatan pariwisata dengan perkembangan permukiman kumuh di wilayah Sarbagita, serta mengidentifikasi efek spasial (spillover) atau pengaruh perkembangan satu desa/kelurahan terhadap desa/kelurahan tetangganya. Alat analisis yang digunakan adalah model spasial yang menggunakan pembobot simple contiguity (contiguity-rook) untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi spasial. Beberapa temuan yang dihasilkan diantaranya: (1) meningkatnya kegiatan pariwisata yang direpresentasikan dengan pembangunan restoran dan hotel di suatu desa/kelurahan, dimana hal ini akan mendorong naiknya intensitas keluarga yang tinggal di permukiman kumuh di desa tersebut; (2) hasil uji interaksi spasial antardesa/kelurahan menunjukkan pembangunan restoran, hotel atau kegiatan lainnya di desa/kelurahan tetangga tidak berdampak terhadap intensitas keluarga yang tinggal di permukiman kumuh di suatu desa/kelurahan.
Kata kunci: Sarbagita, interaksi spasial, migrasi
THE IMPACT OF TOURISM DEVELOPMENT FOR SLUM AREA: GEOSPATIAL ANALYSIS SARBAGITA REGION IN BALI
Abstract
The economic activities development in Sarbagita region is mainly driven by tourism activities which as a means to improve the local economy. This paper aims to examine the associative relationship between the development of tourism activities and the development of slums area in Sarbagita region, as well as identifying spatial effects (spillover) or influence the development of the rural/village to village/neighbors village. The analytical tool used is a spatial model that uses a simple contiguity (contiguity-rook) to determine the existence of spatial autocorrelation. The results indicated that: (1) the growth of tourism activities represented by the expansion of a restaurant and hotel in a rural/village area, thus it will encourage the intensity of living families in slums area in the village; (2) spatial interaction tests among villages/village show that the development of a restaurant, hotel or other activities in the village/neighboring villages had no impact with the density of the family who lived in a slum in a village/village.
Keywords: Sarbagita, spatial interaction, migration
Full Text:
PDFReferences
Anselin L. 1988. Spatial Econometrics: Methods and Models. Dordrecht: Kluwer.
Badan Pusat Statistik. 2011. Potensi Desa (Podes) Provinsi Bali.
Cliff A, Ord JK. 1973. Spatial Autocorrelation. London: Pion.
Todaro MP, Smith SC. 2007. Pembangunan Ekonomi. 9ed. Jakarta: Erlangga.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Trilogi
Jurnal Kesejahteraan Sosial licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.