Pembentukan Pengusaha Lokal Dalam Industri Perikanan Di Indonesia

Setia P Lenggono

Abstract


Pembentukan Pengusaha Lokal Dalam Industri Perikanan Di Indonesia

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengetahui proses pembentukan pengusaha lokal di kalangan migran Bugis dalam industri perikanan di Kawasan Delta Mahakam. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme, menggabungkan metode etnografi dan partisipatif dengan teknik participant-observation, Focus Group Discussion dan wawancara mendalam – studi riwayat hidup. Dari penelitian ini ditemukan bahwa proses pembentukan pengusaha perikanan lokal berlangsung setelah beroperasinya kegiatan industri perikanan ekspor pada 1974, membuka ruang bagi kehadiran pedagang perantara pada area-area yang tidak mampu ditangani langsung perusahaan eksportir. Para pengusaha lokal yang sukses adalah para ponggawa ‘pengikut’ yang berhasil melakukan ekstensifikasi usaha, dengan memanfaatkan momentum ‘keunggulan pada kesempatan pertama untuk memulai’, pasca pelarangan trawl pada 1983. Melalui hegemoni kulturalnya, para ponggawa melakukan ‘eksploitasi’ melalui penciptaan struktur pasar monopoli maupun monopsoni sehingga terjadi monopoli raw material dan akumulasi kapital yang mendorong terjadinya industrialisasi perikanan ekspor oleh para ponggawa. Meskipun demikian, pola hubungan pertambakan yang dipraktikkan masih menyisakan ruang resiprositas yang melekat pada tradisi, passe’, sehingga mereduksi hubungan usaha yang cenderung ekploitatatif.

Kata Kunci: Pengusaha Lokal, Ponggawa, Patronase Pertambakan, Industri Perikanan.


Formation of Local Entrepreneurs In Fishery Industry in Indonesia

Abstract

The study is to examine the process of local entrepreneurs formation among the Bugis migrants and aquaculture capitalization form capable of pushing the 'the rise of the local economy' in the Mahakam Delta area. This study used a constructivist paradigm, combining ethnography and participatory methods with techniques participant observation (participant-observation). This study revealed that the process of establishing a local fishery entrepreneurs took place after the operation of the fishing industry export activities in 1974 that opened the space for the presence of middle traders in areas that are not able to be handled directly by exporter companies. Many successful local entrepreuneur, is the Ponggawa (middle traders) 'the followers' who succeeded in extending the business, taking 'advantage of the momentum at the first opportunity to start', the post-ban trawling in 1983. With its cultural hegemony, the Ponggawa do 'exploitation' through the creation of market structure monopolistic or monopsonistic, so that there was a monopoly of raw materials and capital accumulation that encourage industrialization of fisheries exports by the Ponggawa. Nevertheless, the pattern of relationships aquaculture that practiced still leaves a space of reciprocity inherent in tradition, passe ', thereby reducing business relationships that has exploitative tendency.

Keywords: Local Entrepreneur, Ponggawa, Aquaculure Patronage, Fishing Industry


Full Text:

PDF

References


Acciaioli GL 1989. Searching for Good Fortune: The Making of a Bugis Shore Community at Lake Lindu, Central Sulawesi. (Dissertation), Australia: Australian National University.

Andaya LY. 2004. Warisan Arung Palakka: Sejarah Sulawesi Selatan Abad ke-17, Makassar: Ininnawa.

Awang AS. 2004. Dekonstruksi Sosial Forestri. Yogyakarta: Bigraf Publishing.

Bapedda Kabupaten Kutai Kartanegara, 2007.

Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Delta Mahakam. Kutai Kertanegara. Kabupaten Kuta Kertanegara.

Barber C. 1989. The State, The Environment and Development: The Genesis and Transformation of Social Forestry Policy in New Order Indonesia. California: (Disertation). University of California, Berkeley.

Chomitz KM. 2007. Dalam Sengketa? Perluasan Pertanian, Pengentasan Kemiskinan dan Lingkungan Hidup di Hutan Tropis, Jakarta: Salemba Empat.

Creswell JW. 1994. Research Design, Qualitative & Quantitative Approaches. London: Sage Publications.

Denzin NK, Lincoln. YS. 2000. Handbook of Qualitative Research (second edition), Thousand Oaks: sage Publication, Inc.

Hall D, Hirsck P, Li Tania M. 2011. Power of Exclusion: Land Dilemmas in Southeast Asia, Singapore: NUS Press.

Ishak AF. 2003. Paradigma Hutan Lestari. Jakarta: Indomedia.

Kartodirdjo S. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kunio Yoshihara, 1990. Kapitalisme Semu Asia Tenggara, Jakarta: LP3ES.

Lenggono P. Setia. 2011. Ponggawa dan Patronase Pertambakan: Teori Pembentukan Ekonomi Lokal. Bogor; (Disertasi). Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Levang P. 2002. Mangroves, Shrimps and Punggawa A Historical Analysis of the Development of The Mahakam Delta (PT. Win). Kutai Kertanegera.

Li Murray T. 2002. Proses Transformasi Daerah Pedalaman di Indonesia. Jakarta: Obor.

Lineton J. 1975. An Indonesian Society and Its Universe: A Study of the Bugis of South Sulawesi (Celebes) and Their Role within a Wider Social and Economic System. London: (Disertation), Scholl of Oriental and African Studies. University of London.

MacKinnon K, Hatta Gusti, Halim Hakimah dan Arthur Mangalik, 1997. Ekologi Kalimantan. Prenhallindo; Jakarta.

Matullada. 1985. Latoa: Suatu Lukisan Analitis Terhadap Antropologi Orang Bugis. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Matullada. 1991. Manusia dan Kebudayaan Bugis-Makassar dan Kaili di Sulawesi. Jurnal Antropologi Indonesia: V ol. 15 No. 48, Hal. 4 – 85.

Muhaimin Yahya, 1990. Bisnis dan Politik: Kebijaksanaan Ekonomi Indonesia 1950- 1980, Jakarta: LP3ES

Pelras C. 2006. Manusia Bugis. Jakarta: Nalar Pelluso NL 2006. Hutan Kaya Rakyat Melarat.

Jakarta: Konphalindo.

Popkin SL. 1986. Petani Rasional. Jakarta:

Lembaga Penerbit Yayasan Padamu

Negeri.

Purwanto Aji Semiarto, Haryono, Yusfi Fadli dan

Titiwening Fransisca, 2003. Mencari Alternatif Ekonomi Lokal: Kasus masyarakat Desa sekitar Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah. Depok: Lab. Antropologi UI.

Robinson Richard, 1986. Indonesia, The Rice of Capital, Sydney: Allen and Unwin.

Scott JC. 1994. Moral Ekonomi Petani. Pergolakan

dan Subsistensi di Asia Tenggara. Jakarta:

LP3ES.

Simarmata R. 2008. ”Hutan, Migas dan Udang:

Proses Pembentukan Pengaturan Tenurial di Delta Mahakam”. Makalah dalam Konferensi Antar Universitas Se-Borneo Kalimantan Ke-4 Bertema, ‘Transformasi Sosial Masyarakat Pedesaan dan Pesisir Borneo-Kalimantan: Menangani Isu- Isunya’. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman, bekerjasama dengan Universiti Malaysia Serawak, Universitas Tanjungpura dan Universitas Lambung Mangkurat. 24-25 Juni 2008.

Sitorus FM. 1999. Pembentukan Golongan Pengusaha di Indonesia: Pengusaha Tenun

dalam Masyarakat Batak Toba. (Disertasi). Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Vayda, Andrew P, Sahur A. 1996. Pemukim Suku Bugis di Taman Nasional Kutai, Kalimantan Timur: Dahulu, Sekarang dan Beberapa Kemungkinan untuk Masa Depan Mereka. Bogor: Rutgers University (New Brunswick, NJ) dan Unhas.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Trilogi

Jurnal Kesejahteraan Sosial licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.