Home Berita LLDikti Wilayah III Dorong Penguatan Humas dan Protokol bagi PTS Jakarta di Era Diktisaintek Berdampak

LLDikti Wilayah III Dorong Penguatan Humas dan Protokol bagi PTS Jakarta di Era Diktisaintek Berdampak

Home Berita LLDikti Wilayah III Dorong Penguatan Humas dan Protokol bagi PTS Jakarta di Era Diktisaintek Berdampak

LLDikti Wilayah III Dorong Penguatan Humas dan Protokol bagi PTS Jakarta di Era Diktisaintek Berdampak

by admin trilogi

Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III sukses menggelar Diskusi Panel Hubungan Masyarakat dan Protokoler bagi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di lingkungan LLDikti Wilayah III Jakarta yang diselenggarakan di Ruang Teater Universitas Budi Luhur. Acara ini menyatukan praktisi kehumasan dan protokoler untuk menyelaraskan komunikasi publik serta memperkuat reputasi dan citra institusi PTS.

Fungsi kehumasan di era digital tidak lagi sekadar menyampaikan informasi institusional, melainkan berkembang menjadi jembatan strategis antara perguruan tinggi dan masyarakat luas. Humas kini dituntut untuk mampu membentuk narasi positif, menjaga kredibilitas institusi, serta membangun keterlibatan publik secara aktif melalui berbagai saluran komunikasi. Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III melalui program “Diktisaintek Berdampak” memberikan arahan konkret dan pendampingan yang sistematis kepada PTS untuk membangun sistem komunikasi yang tanggap, akuntabel, dan partisipatif.

Di tengah dinamika pendidikan tinggi yang semakin kompleks, fungsi kehumasan memainkan peran sentral dalam membentuk citra institusi di mata publik. Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III mendorong setiap PTS di Jakarta untuk memiliki unit kehumasan yang tidak hanya reaktif dalam menangani isu, tetapi juga proaktif dalam merancang strategi komunikasi yang berkelanjutan. Pentingnya peran humas dan protokoler dalam membangun citra positif perguruan tinggi. Beliau menekankan perlunya komunikasi yang transparan, cepat, dan akurat dalam menyampaikan informasi kepada publik. Ujar Bapak Dr. Ir. Deni Mahdiyana, S.Kom., M.M. selaku Deputi Bidang Non Akademik Universitas Budi Luhur.

Lebih jauh, humas PTS diharapkan dapat menyelaraskan strategi komunikasi mereka dengan arah kebijakan nasional di bidang pendidikan tinggi, sains, dan teknologi. Diktisaintek Berdampak hadir sebagai panduan sekaligus platform kolaboratif yang menghubungkan antarunit kehumasan di seluruh perguruan tinggi dengan kementerian, guna memastikan pesan yang disampaikan tetap konsisten, terukur, dan berdampak luas. Prinsip keterbukaan informasi publik juga menjadi sorotan penting, di mana setiap aktivitas komunikasi harus mampu memberikan akses yang adil dan transparan bagi masyarakat terhadap informasi kebijakan maupun capaian perguruan tinggi. Ujar Plt Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III Bapak Tri Munanto, S.E., M.Ak.

Plt. Kepala LLDikti Wilayah III, Bapak Tri Munanto, S.E., M.Ak. juga menegaskan bahwa humas dan protokoler memiliki peran strategis dalam mendukung Asta Cita dan 17 (tujuh belas) program prioritas nasional melalui publikasi yang berdampak hingga pelosok negeri.

Bapak Doddy Zulkifli Indra Atmaja, S.I.Kom., M.Si. Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol Kemdiktisaintek menyampaikan bahwa komunikasi publik harus mampu membangun citra dan reputasi institusi, serta mendorong perubahan perilaku masyarakat. Ia menekankan pentingnya pemanfaatan media sosial secara bijak di tengah tantangan misinformasi dan post-truth. Komunikasi yang efektif harus responsif, akurat, dan berbasis data, sehingga mampu menyampaikan pesan yang berdampak luas bagi publik.

Transformasi digital telah membuka ruang baru dalam pengelolaan komunikasi publik. Media sosial kini menjadi arena utama dalam penyebarluasan informasi dan interaksi dengan khalayak. Kemdiktisaintek menekankan pentingnya pengelolaan media sosial institusi PTS dengan pendekatan berbasis data, kreatif, serta responsif terhadap kebutuhan publik. Di era di mana netizen menjadi aktor utama dalam ekosistem informasi, kehadiran PTS di platform digital seperti Instagram, TikTok, X (Twitter), dan YouTube harus dioptimalkan untuk membangun narasi positif yang relevan, faktual, dan menginspirasi.

Sementara itu, Dinna Handini, S.Sos., M.I.Kom. selaku Ketua Tim Publikasi dan Dokumentasi Kemdiksaintek mengatakan, pengelola humas pada institusi perlu harus adaptif dan bertransformasi mengikuti perkembangan teknologi yang ada pada saat ini. “Mungkin dahulu hanya sebatas publikasi di media koran, tetapi saat ini perlu sekali untuk mempublikasikannya secara digital,” pungkasnya.

Selain penguatan fungsi kehumasan dan media sosial, aspek protokoler juga menjadi perhatian penting dalam pengembangan tata kelola komunikasi institusional. Protokoler tidak hanya mengatur tata laksana acara resmi, tetapi juga mencerminkan profesionalisme dan identitas institusi. Menurut Bapak Arifin Habibillah, S.Hum. selaku Ketua Tim Protokol Kemdiktisaintek, Kementerian mengarahkan PTS untuk membangun sistem protokoler yang fleksibel, efisien, dan tetap menjunjung tinggi etika dan Prosedur Operasional Standar.

Dalam sesi diskusi panel, Ibu Anastasya Putri, S.E., M.I.Kom. dari Humas Universitas Budi Luhur menawarkan sudut pandang alternatif terkait strategi publikasi kehumasan di perguruan tinggi. Menurutnya, publikasi tidak harus selalu difokuskan pada media online yang telah umum digunakan. Humas perguruan tinggi juga bisa mulai melirik platform homeless media sebagai sarana kreatif untuk memperkenalkan kampus kepada masyarakat luas. Media alternatif ini berpotensi menjadi ruang promosi yang segar dan unik, memperluas jangkauan komunikasi institusi pendidikan secara lebih inklusif.

Ibu Septia Winduwati S.Sos., M.Si. dari Universitas Tarumanagara menyampaikan juga bahwa publikasi di media sosial perguruan tinggi dapat lebih efektif bila memanfaatkan konten organik dari lingkungan internal kampus. Yang dimaksud dengan konten organik adalah materi promosi yang bersumber langsung dari sivitas akademika, seperti foto dengan model mahasiswa sendiri, pencapaian institusi, atau aktivitas kampus lainnya. Pendekatan ini tidak hanya memperkuat identitas kampus, tetapi juga membangun kedekatan emosional dengan audiens karena terasa lebih autentik dan relevan.

Ibu Dr. Dina Kristina, M.Si. dari Universitas Bhayangkara Jakarta Raya menekankan bahwa penerapan keprotokoleran di lingkungan Perguruan Tinggi Swasta, khususnya di Jakarta, harus berpedoman pada aturan yang telah ditetapkan oleh kementerian. Hal-hal mendasar seperti penempatan bendera, urutan penyebutan tamu, hingga posisi tempat duduk undangan perlu diperhatikan secara cermat. Menurutnya, kunci utama dalam menjalankan keprotokoleran adalah pemahaman awal yang baik dari pihak PTS terhadap prinsip dan pedoman protokol yang berlaku.

 

Sumber :
Humas LLDIKTI WILAYAH III

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

enid