Jumlah penduduk dunia sampai tahun 2050 diprediksi mencapai 9.6 milyar penduduk sehingga kebutuhan produksi pangan akan meningkat sebanyak 70% (World Economic Forum, 2018). Dua pertiga dari jumlah populasi tersebut akan tinggal di perkotaan dan 60-80% penghasilan mereka digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga (FAO, 2016).
Dengan demikian pangsa pasar produk pangan (dalam arti luas) di perkotaan semakin besar di masa depan. Atas dasar inilah, urban farming (pertanian perkotaan) dapat dijadikan salah satu solusi dalam mendekatkan akses pangan masyarakat kota.
Melihat peluang tersebut, Program studi Agroekoteknologi, Fakultas Bioindustri, Universitas Trilogi memberikan perhatian besar dalam pengembangan urban farming ini. Pengembangan urban farming ini juga ditujukan untuk menarik minat para generasi muda terhadap pertanian.
Salah satunya melalui kegiatan hari ini (25/2) yaitu seminar dan workshop urban farming yang bertema “Empowering Youth for Future Agriculture Sustainability”. Kegiatan ini bekerjasama dengan PT. East West Seed Indonesia (Panah Merah) dan ASEAN Foundation.
Kegiatan ini dihadiri oleh 8 orang pemuda tani perwakilan dari beberapa negara ASEAN (Indonesia, Vietnam, Kamboja, Filipina, Singapura, Myanmar, Brunei Darussalam, dan Timor Leste), Sekolah Master (Masjid Terminal) Depaok, Nara Kreatif (Komunitas pembina anak-anak putus sekolah di Bogor) dan penggiat Indonesia Berkebun.
Hadir pula dalam acara ini komunitas santri berkebun Jatinegara Baru, Jakarta Timur, yang merupakan binaan program studi Agroekoteknologi. Tujuan dari kegiatan ini adalah menularkan spirit mahasiswa utk menjadi petani kota dengan Urban Farming.
Kegiatan ini tujuannya adalah ingin menguatkan pesan kepada generasi muda : “Jadilah Petani masa depan yang keren, kece, kreatif dan inovatif.”