Bersamaan dengan digelarnya laporan pertanggungjawaban pengurus sekaligus pemilihan ketua Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) periode berikutnya, yakni 2019 – 2023, Universitas Trilogi yang di wakili oleh Prof. Dr. Haryono Suyono menyampaikan bahwa peran guru BK sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Oleh karena itu, menurut Menkokesra era Presiden Soeharto ini para guru sebaiknya lebih update terhadap kebutuhan zaman. Apalagi ditambah dengan perkembangan teknologi yan begitu pesat di era yang disebut dengan 4. 0.
“Bisa jadi, jurusan atau program studi yang kita anggap biasa, ternyata di masa depan sangat dibutuhkan, begitu juga sebaliknya,” sampainya di hadapan ratusan para guru BK se DKI Jakarta ini.
Selain itu, Pembina Universitas Trilogi ini juga menyampaikan sejarah berdiri kampusnya yang dikenal dengan slogan ‘Teknososiopreneur’ ini. Termasuk beberapa jurusan yang menjadi favorit para lulusan SMA.
Universitas Trilogi sendiri saat ini telah memiliki berbagai jurusan, diantaranya Manajemen, Akuntansi, Ekonomi Pembangunan, Teknik Informatika, Sistem Informasi, Desain Komunikasi Visual, Desain Produk, Agroekoteknologi, Ilmu dan Tekonologi Pangan, Agribisnis, Pendidikan Guru SD dan Pendidikan Guru PAUD.
Acara yang diselenggarakan di ruang atrium Universitas Trilogi ini juga dihadiri oleh para dosen Universitas Trilogi, Dinas Pendidikan DKI Jakarta, pengurus MGBK DKI Jakarta periode 2014 – 2019 dan Ikatan Bimbingan Konseling Sekolah (IBKS).
Ketua MGBK DKI Jakarta, Dra. Ester Damanik, M.Psi, menuturkan rasa terimakasihnya kepada Universitas Trilogi yang selalu membuka kerjasama dengan organisasi yang dipimpinnya itu dalam berbagai hal dan kegiatan.
“Kedepan, semoga kerjasama ini terus terjalin sebagai upaya bersama dalam meningkatkan pendidikan bangsa,” harapnya.
Sementara itu, sebagai tindak lanjut untuk memperkuat kerjasama yang dilakukan, Kepada Biro Admisi dan Pemasaran Universitas Trilogi, Zed Abdullah, M.Si menuturkan dalam waktu dekat akan melakukan pembaharuan penandatanganan kerjasama termasuk kerjasama dengan para guru BK melalui sekolah mereka masing-masing.
‘Bentu kerjasama ini tidak hanya terfokus untuk kegiatan-kegiatan guru tetapi juga bisa dilakukan untuk siswa, misalkan terkait dengan pembelajaran, pemanfaatan multimedia sebagai media belajar siswa, dan lain sebagainya,” tutur dosen program studi Ekonomi Pembangunan ini.