Ajak Civitas Universitas Trilogi Berikan Peran Terbaik
Sebagai masyarakat ilmu pengetahuan, tidaklah pantas berperan secukupnya. Dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa harus tunjukan peran terbaik. Sebagai wujud pembeda antara masyarakat berilmu pengetahuan dan tidak berpengetahuan.
“Ada kisah di jaman sahabat Rasul, yang disebutkan pergi berhaji. Meski nyatanya orang tersebut tidak berhaji.
Bahkan ibadah hajinya pun telah diterima Allah SWT,” jelas Ketua Tanfidziyah NU DKI Jakarta, Dr. Samsul Ma’arif saat menyampaikan ceramah pada halal bi halal di Universitas Trilogi, Jakarta, Rabu, 11 Mei 2022.
Padahal, sambung Kyai Samsul sosok dermawan tersebut bukanlah orang kaya raya. Bahkan dikenal miskin. Namun merelakan uangnya untuk berhaji diserahkan kepada sekelompok anak yatim untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dari kisah tersebut, Samsul menegaskan terdapat pesan bahwa setiap orang harus berikan perilaku terbaiknya. Bukan hanya saat mampu, dalam kondisi kurang pun dapat melakukan peran terbaik.
“Apalagi mampu dan berilmu. Maka menjadi sangat harus untuk berikan peran terbaik, seperti sivitas Universitas Trilogi ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Trilogi, Prof. Mudrajat Kuncoro menambahkan moment penting dari praktek ketakwaan berada pada setelah Ramadhan. Setelah satu bulan digembleng dalam berbagai praktek ibadah, sepatutnya mampu terus dijaga usai Ramadhan.
Acara halal bi halal yang mengusung tema Memakani Idul Fitri sebagai Semangat Membangun Islam Wasyathiah. Hadir dalam acara tersebut Ketua Yayasan Pengembangan Pendidikan Indonesia Jakarta, Prof. Arissetyanto Nugroho, para dosen dan tenaga kependidikan. (*)