Dikenal sebagai negara yang agraris tidak membuat Indonesia otomatis bebas dari kegiatan impor hasil pertanian. Sebut saja misalnya berita yang masih terhangat beberapa waktu lalu. Yaitu terkait dengan kebijakan hadirnya impor beras. Dari sisi upaya, pemerintah memang terus mendorong hadirnya swasembada dari sektor pertanian. Bukan hanya akan meningkatakan taraf hidup masyarakat. Hal ini juga berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi negara.
Sejalan dengan upaya tersebutlah, salah satu titik gerak Universitas Trilogi adalah untuk menghadirkan kembali semangat mengenai kemandirian pangan bangsa. Berbagai langkah telah dilakukan, baik dalam konteks pembelajaran dengan menghadirkan konsep pertanian berbasis perkotaan. Kemudian dengan menguatkan semangat ketenopreneuran mahasiswanya. Selain itu, Universitas Trilogi juga terus membangun kolaborasi dengan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar negeri.
Seperti pada Jum’at (20/4), Universitas Trilogi melakukan penandantanganan kerjasama dengan Korea Federation of Young Farmers Associations (KFYFA). Melalui kerjasama dengan komunitas petani muda di Negeri Ginseng ini, Universitas Trilogi berharap bisa menjadi pemicu semangat generasi muda, khususnya mahasiswa Universitas Trilogi untuk kuliah atau mempelajari ilmu-ilmu pertanian.
“Universitas Trilogi saat ini mempunyai tiga program studi terkait dengan pertanian, yaitu di bawah nuangan Fakultas Bio Industri. Ada program S1 Ilmu dan Teknologi Pangan, S1 Agribisnis, dan S1 Agroekoteknologi. Melalui prodi yang ada ini, kita coba memaksimalkan upaya menghadirkan kembali semangat untuk memajukan sektor pertanian. Bisa dimulai dari sini, dari kampus,” ujar Rektor Universitas Trilogi, Dr. Aam Bastaman.
Sementara itu, Presiden KFYFA, Mr. Byeongmoon Choi menuturkan sangat senang bisa menjalin kerjasama dengan Universitas Trilogi. “Melalui penandatanganan MoU ini, bisa menjadi legalitas atau penguat untuk melakukan implementasi kerjasama,” harapnya