Universitas Trilogi berkomitmen untuk mengembangkan program ekonomi biru (blue economy). Ekonomi biru tersebut diterjemahkan sebagai inovasi pembangunan ramah lingkungan yang berkelanjutan, guna memberikan hasil optimal dan sumber daya yang memberikan nilai tambah.
Rektor Universitas Trilogi, Aam Bastaman mengatakan bahwa gagasan ekonomi biru pada dasarnya bukan sesuatu yang baru. Pihaknya memiliki tiga pilar untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, yakni teknopreneur, kolaborasi, dan kemandirian.
“Teknopreneur merupakan salah satu konsep dari blue economy, yang cocok untuk kita kembangkan dan jadikan icon di Trilogi,” ujar Aam, disela-sela International Conference on Blue Economy for Sustainable Develpoment, di Jakarta.
Menurutnya, gagasan ekonomi biru sangat cocok untuk dikembangkan untuk kedepannya. Dimana dengan menggunakan dan memanfaatkan sumber daya yang ada guna menghasilkan sesuatu yang lebih bermanfaat, ramah lingkungan, serta dapat menjaga keberlangsungan ekosistem.
“Dengan memanfaatkan semua yang ada, kita bisa menjadikan semua buangan (limbah) agar dapat dimanfaatkan kembali. Sehingga tidak merusak lingkungan, berkesinambungan, dan menjaga ekosistem agar tetap terjaga,” ungkapnya.
Disadari perlu adanya kolaborasi lintas sektor guna menjalankan gagasan ekonomi biru tersebut. Dengan demikian dapat memberikan nilai tambah dalam kehidupan masyarakat.
“Ini merupakan salah satu yang bisa kita jadikan dasar untuk menciptakan ekonomi tanpa merusak lingkungan. Ini yang akan kita kembangkan,” tutur Aam.
Penggagas Blue Economy, Gunter Pauli mengatakan. inti pemikiran dari gagasan tersebut adalah untuk mendorong pemanfaatan sumber daya lokal melalui beragam inovasi agar memberikan nilai tambah bagi peningkatan ekonomi, kualitas hidup, penciptaan lapangan pekerjaan, serta penghematan sumber daya .