Penulis : AG. Sofyan
SuaraKarya.id – JAKARTA: Program Studi (Prodi) Agroteknologi Fakultas Bioindustri (FBIO) Universitas Trilogi Jakarta kembali menyelenggarakan seminar online (webinar) yang dihadiri oleh ratusan peserta baik dari kalangan internal Universitas Trilogi maupun masyarakat luas secara antusias, sekali pun secara daring karena pandemi Covid-19 belum mereda.
Sebelum webinar digelar telah diawali dengan penandatanganan kegiatan kerjasama antara Fakultas Bioindustri (FBIO) Universitas Trilogi yang diwakili Dekan FBIO Dr. Inanpi Hidayati Sumiasih dengan beberapa institusi yakni Yayasan Anugerah Kencana yang diketuai oleh Drs. Fajar Wiyono, BPTP Gorontalo yang diwakili Dr. Amin Nur dan Dra. Valentina Purnama Dewi, M.Si, selaku Perwakilan SMKN 63 Jakarta.
Pada kesempatan itu juga sempat ditayangksn video Profil Prodi Agroteknologi Trilogi oleh Ketua Prodi Agroteknologi Warid, M.Si. Seminar dengan topik: “Teknologi Budidaya dan Prospek Bisnis Tanaman Gandum Tropik dan Porang” dibuka oleh Rektor Prof. Mudrajad Kuncoro, PhD dengan didahului pengantar oleh Prof. Dr. Haryono Suyono sebagai Pembina Yayasan JPPIJ yang adalah pengelola Universitas Trilogi.
Webinar semakin menarik ketika dua narasumber yang expert dibidangnya menyampaikan materinya. Narasumber pertama adalah seorang peneliti dan sekaligus kepala BPTP Gorontalo, Dr. Amin Nur yang telah lama melakukan penelitian dan pengembangan tanaman gandum tropik.
Narasumber kedua adalah Arief Dika Mahendra yang dikenal sebagai petani umbi porang yang telah sukses menjadi petani dan pengusaha porang di Malang, Jawa Timur.
Dekan FBIO Universitas Trilogi, Dr. Inanpi Hidayati Sumiasih mengatakan kegiatan seminar online ini didasari oleh besarnya permintaan (demand) masyarakat terhadap kebutuhan pangan utama yakni komoditas beras yang terus meningkat dari tahun ke tahun, seiring dengan pertambahan jumlah penduduk Indonesia.
“Pengembangan produk pengganti beras mulai dikembangkan dalam rangka menanggulangi kerawanan pangan yaitu dengan budidaya tanaman gandum dan tanaman lokal,” ujar Doktor Agronomi dan Hortikultura IPB ini.
Dr. Amin Nur selaku researcher Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Gorontalo menjelaskan gandum merupakan tanaman subtropik yang ditanam di negara 4 musim. Gandum sebelumnya memang sulit dibudidayakan di Indonesia karena Indonesia terletak di kawasan tropis. Sedangkan gandum adalah tanaman asli subtropik.
Oleh karena itu, kata Doktor Amin, berbagai peneliti pertanian di Indonesia terus berupaya keras untuk mengembangan tanaman gandum di daerah tropis seperti Indonesia agar berkembang lebih cepat.
“Akhirnya pada saat ini, Indonesia memiliki beberapa aksesi gandum tropik yang dapat dibudidayakan di Indonesia,” jelas Doktor Bidang Pemuliaan dan Bioteknologi Tanaman dari IPB ini.
Menyadari tidak mudah melakukan budidaya tanaman gandum, maka kata Amin, perlu dicarikan way out pengganti beras selain gandum, yakni dapat berupa tanaman lokal.
Untuk saat sekarang, alhamdulilah salah seorang petani umbi porang di Malang, Jawa Timur, Arief Dika Mahendra telah membuktikan bahwa tanaman lokal ini sangat berpotensi untuk pengganti tanaman pangan yang menjadi makanan pokok masyarakat seperti beras maupun gandum.
Ikhtiar ini juga sebagai langkah antisipasi terjadinya kerawanan pangan akibat bencana alam maupun demand rakyat yang begitu tinggi saat makanan pokok rakyat “hilang” dari pasar.
“Salah satu tanaman lokal yang mulai dikenal luas adalah tanaman porang. Porang sendiri menjadi komoditas pangan lokal yang sedang berkembang dan memiliki banyak permintaan. Permintaan porang untuk ekspor ke beberapa negara seperti Jepang, China, Australia mampu dijual dengan harga tinggi,” tutur Arief yang kini sukses sebagai juragan porang.
Dijelaskannya, porang merupakan tanaman pangan umbi-umbian dengan perawatan relatif mudah dan cocok dibudiayakan di Indonesia. Tanaman porang yang tahan naungan juga sangat berpotensi untuk dibudidayakan dalam pengembangan tanaman perkebunan di Indonesia.
Selain itu, kelebihan porang dapat dimanfaatkan dengan diolah menjadi tepung yang dipakai untuk bahan baku industri untuk kosmetik, pengental, lem, mie ramen, dan campuran makanan lainnya.
“Prospek bisnis yang tinggi membuat masyarakat Indonesia tertarik untuk membudidayakan tanaman porang. Namun, kebanyakan dari mereka terkendala untuk memasarkan hasil panen (umbi porang). Oleh karena itu, perlunya sosialisasi oleh pelaku bisnis umbi porang agar produksi porang di Indonesia semakin meningkat dan mensejahterakan petani porang,” tandas Arek Ngalam ini.***
Sumber :https://m.suarakarya.id/detail/129163/Doktor-Inanpi-Gandum-Tropis-Dan-Porang-Prospektif-Bisnis-Pangan-Masa-Depan