Peta persaingan global semakin kompleks. Salah satunya adalah Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang dideklarasi pada akhir 2015 lalu. MEA sendiri memiliki empat pilar sebagai tujuannya, yaitu: Single Market & Production Base; Competitive Economic Region; Integration in Globalized Economy; dan Equitable Economic Development.
Hal ini sebagaimana dituturkan oleh Ketua  Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP),  Ir. Sumarna F. Abdurahman M.Sc dalam acara Upacara Penerimaan Mahasiswa Baru (UPMB) Universitas Trilogi 2017. Dalam paparannya sebagai keynote speaker. Beliau juga menjelaskan bahwa keempat pilar tersebut menjadi kesatuan yang utuh ASEAN dalam meningkatkan daya saing di ekonomi global.
Selain itu, dihadapan mahasiswa baru itu diungkapkan juga tentang fenomena pengganguran yang masih mengkhawatirkan. “Selain itu profil penganggur selama lima tahun terakhir ini sangat memprihatinkan karena jumlah penganggur terdidik lulusan Sekolah Menengah keatas cenderung meningkat,” ujarnya dalam orasi yang bertemakan ‘Sertifikasi Kompetensi Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)’ itu.
Salah satu alasan yang Beliau kemukakan terkait angka penganguran terdidik adalah mengenai kulaifikasi lulusan. Menurutnya lebih banyak disebabkan karena kualifikasi lulusan tidak sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan industri ketimbang karena sempitnya lapangan kerja yang tersedia.
Sementara itu, Rektor Universitas Trilogi, Prof. Dr. Asep Saefuddin selain menyepakati apa yang dituturkan oleh Ketua BNSP. Beliau juga menguatkan bahwa Universitas Trilogi juga akan menguatkan kompetensi mahasiswa sekaligus jati dirinya.
“Kita tidak ingin akibat persaingan global, kemudian kita persiapkan kompetensinya namun abai dalam pembentukan jati dirinya. Kita inginkan agar prestasi yang mereka raih diberbagai bidang haruslah tetap mengedepankan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia. Pada konteks ini, Universitas Trilogi memang sangat tegas. Harapannya tentu agar bibit-bibit anti-nasionalisme, radikalisme dan intoleran yang dewasa ini sangat mengkhawatirkan bisa dilenyapkan. Ini adalah tugas utama kampus,” tutur Wakil Forum Rektor Indonesia (FRI) ini.
 
Pada Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) tahun 2017 setidaknya tercatat jumlah total pendaftar di Universitas Trilogi berjumlah 777 mahasiswa. Jumlah ini tersebar pada program studi di berbagai fakultas dan program studi pascasarjana S2. Adapun sebaran mahasiswa barunya tidak hanya berasal dari Jakarta, Bogor, Tanggerang, Depok, Bekasi dan sekitarnya. Peminat Universitas Trilogi juga sudah mulai menyebar dari Indonesia Barat sampai Indonesia Timur. Mahasiswa baru Universitas Trilogi tahun ini diantaranya juga berasal dari Aceh, Medan, Padang, Lampung, Batam (Kepulauan Riau), Bangka Belitung, Garut, Tegal, Sidoarjo, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan dan Nusantara Tenggara Timur (NTT).
“Semoga dengan keberagaman yang ada, pembelajaran di Universitas Trilogi juga bisa semakin mengedepankan prinsip kolaborasi yang kuat, yang merupakan salah satu pilar kampus ini.” Harap Prof. Asep.
Dalam seremonial yang berlangsung di atrium Universitas Trilogi pada Sabtu (9/9) ini, Universitas Trilogi juga membagikan beasiswa kepada mahasiswa barunya. Diantara beasiswa itu adalah Beasiswa Keluarga Trilogi, Beasiswa Prestasi Non Akademik, Beasiswa Bidikmisi dan Beasiswa Pancasila.
Selain memberikan beasiswa kepada mahasiswanya. Seluruh mahasiswa baru juga dihadiahkan dua buah buku. Buku pertama berjudul ‘Sistem Ekonomi Pancasila’ karya Dr. (Hc) Subiakto Tjakrawerdaja dan tim. Sementara itu buku kedua berjudul ‘Dari Perguruan Tinggi, Bangun Negeri’ yang merupakan karya Rektor Universitas Trilogi sendiri.